Postingan

hubungan yang mati

Aku kira mengenalmu dan mempercayaimu  adalah kesalahan terbesarku. ternyata salah, kesalahan terbesarku adalah mempertaruhkan hidupku di tanganmu... kadang, aku berfikir.  setidakpantas itu kah aku untuk mendapatkan apa yang kau janjikan? setidakpantas itu kah aku untuk diperjuangkan? setidakpantaskah aku menjadi manusia hingga kamu melakukan apapun semamu dan tidak bertanggungjawab atas apapun yang kau ucapkan. Fakta, atau kebohongan, rencana atau janji palsu aku tidak tahu lagi bedanya. Lantas bagaimana dengan aku?apa yang harus aku lakukan? kalau untuk berkomunikasi denganku saja kau tidak mau apalagi untuk mendiskusikan masalah yang ada. Membujuk dan meyakinkan aku saja kau tidak pernah. kamu pergi dan merasa benar. pergi, berlalu dan menyalakan api di puntung rokokmu. menurutmu dengan melakukan itu masalah selesai, bukan? apa yang harus aku lakukan dan kuharapkan darimu? apakah aku tidk pantas bahagia dan harus menanggung beban ini seorang diri? aku ingin merasakan kebahagiaan se

A message to myself

 Dear, ibeth.... maaf kalau kamu harus melalui ini seorang diri, mengatasi semua masalah yang bukan karena kamu buat sendiri. maaf jika kamu harus mencari penyelesaian dari yang ditimbulkan orang lain... bukan salahmu terlalu percaya kepada orang lain, memang orang saja yg memanfaatkan ketulusan hatimu. aku tahu kau merasakan sakit yang luar biasa. semua harapanmu yang kau doakan, semua komitmen hidup yang kau perjuangkan baik-baik, harus selesai karena ulah 1 orang. sudah jangan melihat lagi kebelakang, menyesali waktu-waktu kebelakang, usaha-usaha yang sia-sia, atau semua pengorbanan yang kau lakukan.. Tuhan tau maksudmu yang baik, Tuhan tahu hatimu yang sakit dan hancur. Tuhan tahu pengorbananmu yang tidak mendapatkan hasil itu. sekarang, berdirilah, tinggalkan semua duri yang ada di belakang, hari depan yang lebih baik sudah Tuhan janjikan. Tuhan tahu kau kuat dan mampu mengatasi seorang diri. berdoalah agar hatimu disembuhkan. bukan dengan kehadiran orang lain tp karena seizin Tuh

JMS!

Teruntuk kamu yang datang tanpa aku sangka. Terima kasih sudah menemaniku mengisi hari-hari mengakhiri usia dua puluh lima, terima kasih sudah berusaha membuat aku percaya bahwa tulusmu nyata, terima kasih selalu setia meski aku tau kamu pun lelah menghadapi aku yang banyak ngeselinnya, terima kasih sudah mendukung aku yg ada aja masalahnya dan banyak dramanya. Kamu tahu, aku orangnya gengsian, gabisa ngomong direct yang bagus ke kamu. Aku coba tulis aja ya sayang. Setiap aku ketemu kamu, lihat mata kamu, dengar suara kamu, atau baca pesan kamu yang selalu sabar sama aku, aku sangat berterima kasih sama Tuhan karena kamu ada. Karena kamu mau pelan-pelan membuat aku percaya dan karena kamu yang mau belajar denganku bersama-sama. Aku ga cantik sayang, tapi kamu selalu puji aku even perempuan lain jauh lebih cantik dari aku. Aku ga pinter ataupun keren tapi kamu selalu bangga sama aku dengan aku yang apa adanya ini. Aku pun mungkin tidak populer dari mantan-mantan kamu sebelumnya tp

Memahami Diri

Sudah setahun saya membuang waktu bahkan lebih. Membuang waktu yang ku maksud diawali dengan kembali berkomunikasi dengan orang yang salah  pada 2018 (padahal pada awalnya, aku pun sebenarnya tidak mau membuka diri padanya). Tapi siapa yang tahan jika komunikasi, sekedar jalan, nge giggs, nonton film intens dilakukan.. Saya juga merasa dia cukup memberi perhatian dalam periode waktu yang lumayan lama. Saat itu jujur saya tidak ada perasaan apapun kepadanya hingga akhirnya aku berfikir sepertinya kami cocok dan saling membutuhkan satu sama lain. Hari berlalu, waktu berjalan seperti biasa hingga akhirnya terkuak dia sama perempuan lain. Bohong kalau saya tidak sakit hati, Aku terlalu mudah percaya. Lebih tepatnya terlanjur menikmati waktu yang berjalan tanpa kejelasan dan terlambat menyadari bahwa dia tidak menceritakan hidup nya yang sebenarnya. Saya akui, saya perempuan yang judes dan menyebalkan. Mungkin tanpa saya sengaja, saya pun sering juga menye

c for change

Aku salut kepada kalian yang menganggap perubahan itu mudah. Aku berfikir harus bagaimana aku mestinya, aku berusaha untuk seperti yang diinginkan orang sekitarku. aku berusaha dengan sungguh-sungguh dan perubahanpun kurasa belum tiba dalam diriku. entah kapan perubahan yang baik itu sungguh datang dan menyapaku, bersamaku sampai membuat suatu kebiasaan. Aku ingin berubah. aku akan usaha. Aku tahu itu susah.. Aku mau terus semangat mencapai perubahan itu.

Saya

ada hal yang sudah mulai berubah... sedikit demi sedikit, menuju sesuatu yang lebih baik.. melalui waktu yang berjalan dia mulai menyadari dan memulai pendewasaan diri.. mencoba memperbaiki. mencoba mengevaluasi. ada hal yang tidak berubah.. hal yang terus mengendap ditubuhnya. rasanya seperti suatu benda yang dilem. menempel erat, se-erat lem paling erat di dunia. atau mungkin seperti rusa yang terkena jebakan pemburu.  tidak bisa bebas.. tidak bisa keluar..  sepertinya percuma baginya untuk melepaskan diri walau sebesar apapun usahanya. sekarang dia menunggu waktu. begitu juga dengan saya. saya terbatas. saya bisa berubah. tapi saya juga tidak berubah. kukira kalian mengerti maksudku, bukan?

Rindu Bercengkerama

Malam ini, air itu jatuh kembali.. dengan volume dan kecepatan yang lebih besar dari kemarin. bunyi yang dihasilkan pun lebih dari biasanya, mungkin mereka kesakitan malam ini, dibiarkan jatuh dengan keras, seakan dicampakkan dari atas sana. Aku diam di dalam, bersembunyi, tidak datang menyambut mereka. Rasa enggan untuk melihat mereka turun tiba-tiba menyeruak. sejujurnya ini karena segerombolan petir yang ikut-ikutan datang mengawal kedatangan mereka. padahal aku memendam rindu yang sungguh pada mereka. Dibalik pintu yang tertutup ini aku diam. Eh, tidak! sebenarnya otakku terus bekerja. memikirkan hal yang selalu terfikirkan. mungkin semua tidak tau.. Bahkan kalianpun kawan, yang kutunggu sejak september....  pasti tidak mengetahui. Itu semua karena kalian terlalu lama datang, sehingga aku semakin biasa menyimpan semuanya sendiri.   Mmmm... baik, aku beri kesempatan.. apakah kalian mau mendengar isi fikiranku sekarang? Kalau begitu, datanglah kalian besok lagi. jangan c