JMS!
Teruntuk kamu yang datang tanpa
aku sangka.
Terima kasih sudah menemaniku mengisi
hari-hari mengakhiri usia dua puluh lima, terima kasih sudah berusaha membuat
aku percaya bahwa tulusmu nyata, terima kasih selalu setia meski aku tau kamu
pun lelah menghadapi aku yang banyak ngeselinnya, terima kasih sudah mendukung
aku yg ada aja masalahnya dan banyak dramanya.
Kamu tahu, aku orangnya gengsian, gabisa ngomong direct yang bagus ke kamu. Aku coba tulis aja ya sayang.
Setiap aku ketemu kamu, lihat mata kamu, dengar suara kamu, atau baca pesan kamu yang selalu sabar sama aku, aku sangat berterima kasih sama Tuhan karena kamu ada. Karena kamu mau pelan-pelan membuat aku percaya dan karena kamu yang mau belajar denganku bersama-sama.
Aku ga cantik sayang, tapi kamu
selalu puji aku even perempuan lain jauh lebih cantik dari aku. Aku ga pinter ataupun
keren tapi kamu selalu bangga sama aku dengan aku yang apa adanya ini. Aku pun mungkin
tidak populer dari mantan-mantan kamu sebelumnya tp kamu memang hanya focus padaku
dan bukan hal-hal lainnya.
Flashback di awal-awal hubungan
kita, Sedikitpun tidak terlintas di kepalaku untuk bersama kamu ketika pertama
kali kita saling kenal. Terlalu banyak pertimbanganku, terlalu banyak ketakutanku,
terlalu takut untuk membuka hati dan percaya pada siapapun saat itu.
Tidak kusangka dari sekian banyak
laki-laki yang sedang dekat denganku, malah kamu yang menang. Tentu saja berkat
kamu dengan segala niatmu yang kalau kita ingat bersama pasti lucu kan sayang?
Terima kasih sayang untuk
masa-masa itu. Terima kasih untuk setiap lagu yang kamu nyanyikan saat kita
belum jadian. Jujur aku jatuh cinta sama suara kamu duluan sebelum aku jatuh
cinta pada kamu yang menyanyikannya.
Terima kasih saat itu kamu terus bercerita
tentang kehidupan kamu, memperkenalkan sedikit kehidupanmu kepadaku yang saat
itu aku boro-boro bercerita, berbicara pun irit. Terima kasih membiarkanku mengenalmu
sedikit demi sedikit melalui sambungan telepon yang berjam-jam saat itu.
Mungkin aku ga pernah bilang ini
sayang, aku selalu bersemangat tiap namamu muncul di layar teleponku,
pergantian hari yang kita lalui karena mengobrol juga tidak terasa. Saat itu
yang mengalahkan kita memutus sambungan telepon hanya kantuk dan jam kerja. Obrolan-obrolan
yang mengantarkan kita ke hubungan kita saat ini.
Maaf sayang, aku belum bisa
menjadi perempuan yang sabar dan ngertiin kamu. Maaf kamu masih harus sering
ngalah sama sifat kekanak-kanakan aku. Maaf kalo aku sering nyakitin kamu karena
pemikiran aku sendiri.
Terima kasih kamu selalu ngalah,
selalu put me in the 1st ketika aku udh mulai rese dan gabisa diajak
kerja sama. Terima kasih selalu mencari jalan keluar atas masalah yang selalu
aku buat. Terima kasih selalu kesampingin diri kamu hanya untuk berdamai dengan
aku. Terima kasih sudah menomor satukan hubungan kita..
Maaf sayang, aku kadang masih suka melakukan banyak hal suka-suka tanpa mikirin perasaan atau pendapat kamu. Aku masih belajar untuk hal ini. Terima kasih kamu selalu ngizinin dan ngertiin aku yang malah sering lupa sama perasaan kamu. Kalau diingat-ingat memang kamu yang paling ngertiin aku, even aku mengelak ketika kamu mengatakan penilaian kamu atas sikap-sikap aku.
Tidak pernah terpikirkan untukku saat ini menggantikan kamu dengan siapapun yang lain. Aku harap hubungan kita baik-baik aja sesuai doa kita dan orang-orang disekitar kita bsa mendukung kita.
Banyakin amunisi sabarnya sama aku ya sayang? Masih kuat kan?
Jakarta, 16 Sept 2022
*Ditulis dini hari oleh Ibeth setelah
teleponan pasca menyelesaikan another masalah hahahah~
Komentar
Posting Komentar