Langsung ke konten utama

Rokok di Kenyataan.

Miris..
satu kata yang terbesit ketika membaca judul ini...
http://www.voaindonesia.com/content/lebih-43-juta-anak-di-indonesia-terpapar-asap-rokok-143092006/106245.html

bagaimana tidak?
43 juta anak indonesia hidup berdampingan dengan rokok, dan itu bukan angka yang sedikit. 
Bukankah seharusnya mereka diberi kebebasan untuk menghirup udara segar, udara bersih, dan sehat? Itu hak mereka bukan?  Tapi mengapa mereka malah hidup dengan udara yang seharusnya tidak mereka hirup? yaitu udara yang bisa menyebabkan bahaya dan penyakit bagi mereka.

Dalam artikel ini dijelaskan anak-anak yang terpapar asap tembakau,dapat mengalami pertumbuhan paru yang lambat. Terutama para bayi yang lebih mudah kena bronchitis, infesksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma.

Yang lebih memprihatinkan lagi ketika saya membaca artikel ini http://www.voaindonesia.com/content/perokok-anak-di-bawah-10-tahun-di-indonesia-capai-239000-orang/727311.html
Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia dengan sebutan negara baby smoker (perokok anak) yang rata-rata menghabiskan 40 batantg rokok perhari. Padahal di Tiongkok sendiri (negara dengan perokok paling banyak di dunia) tidak adai perokok anak.

Tingginya angka perokok pada anak-anak Indonesia di bawah umur ini kemungkinan besar karena lingkungan hidup anak-anak tersebut. Anak-anak yang hidup berdampingan dengan perokok di rumahnya punya risiko yang lebih besar dibanding anak-anak yang  hidup di rumah sehat yang bebas tanpa perokok di tambah pengawasan dari orangtua.

Ini alasan logis, anak-anak mempunyai kecenderungan sifat rasa ‘ingin tahu’ dan ‘penasaran’ yang tinggi, hal tersebutlah yang membuat mereka meniru orang-orang di sekitarnya. Dan menimbulkan dampak buruk bagi anak-anak, yaitu kebiasaan baru mereka untuk merokok.

Anak-anak tidak tahu akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka. Sehingga disini peran orangtualah yang paling menentukan.  Pengawasan orangtua sangat menentukan dalam mengawasi anak-anaknya, contohnya dengan tidak merokok di depan anaknya, tidak menaruh rokok tempat di sembarang tempat yang bisa dijangkau anak-anak,dsb.

 “ROKOK”
Benda kecil yang tak asing buat kita. Benda yang mengandung banyak zat luar biasa, bukan zat yang baik, namun buruk bagi kesehatan. kita semua pasti tau akan hal itu. Lantas mengapa sampai sekarang masih saja banyak perokok di dunia? Bahkan jumlahnya bukan makin berkurang. angka perokok di dunia naik setiap tahunnya?  

Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang rokok, beberapa bulan yang lalu, di dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa ada sekitar 1,3 miliar perokok di dunia, dan 4,8% dari jumlah tersebut merupakan perokok indonesia. 

Indonesia menduduki  peringkat ketiga dunia dalam hal  jumlah perokok terbanyak di dunia dan peringkat kesatu  perokok laki-laki terbanyak di dunia.
Konsumen  rokok juga banyak terdapat pada remaja. Menurut penelitian  34,5% remaja 13-24 tahun merupakan perokok aktif  dan 98,5% dari perokok aktif tersebut adalah laki-laki.

Contoh yang paling mudah dan sering kita temui, yang kebanyakan siswa-siswa sekolah menengah (SMP,SMA,SMK). 
Misalnya teman-teman saya di sekolah . Kebanyakan dari teman-teman saya yang merokok adalah siswa populer yang ikut ke dalam kelompok/geng atau siswa yang ingin terlihat keren. http://www.voaindonesia.com/content/penelitian-di-as-siswa-populer-cenderung-merokok/1511775.html

Alasan mereka merokok biasanya karna ingin gaul dan tidak ketinggalan jaman serta anggapan para remaja bahwa merokok itu keren dan hampir kebanyakan anak laki-laki  yang eksis di sekolah saya merupakan penghisap rokok.

Padahal di sekolah saya sendiri telah diterapkan peraturan bahwa siswa tidak boleh merokok di lingkungan sekolah. Bahkan saya kira setiap sekolah menerapkan peraturan itu. Tapi mereka tidak kehabisan akal dan merokok di tempat lain.  Mereka biasa merokok sepulang sekolah, berkumpul di satu tempat yang bisa 
disebut ‘basecamp’. Kebanyakan sari mereka laki-laki tapi namun tidak jarang saya melihat siswa perempuan disana. Di kalangan remaja, rokok menjadi barang konsumsi bagi anak-anak gaul meskipun mereka  tahu bahwa ROKOK sama sekali tidak baik bagi mereka dan menyebabkan banyak penyakit, yang  bahkan tertulis dengan jelas di bungkusnya.
keinginan merokok remaja biasanya timbul dari:
1.      Keinginan diri sendiri yang penasaran.
2.      Lingkungan sekitar mereka.
3.      Ajakan teman.
4.      Tuntutan agar terlihat gaul.
5.      Banyak masalah (rokok dapat menenangkan pikiran)
Untuk mengurangi jumlah remaja yang terjerat akan bahaya benda ini, orangtua merupakan kunci dari segalanya, karena pendidikan primer berasal dari didikan orangtua. 
Orangtua sebaiknya mengawasi pergaulan anaknya lebih hati-hati. Walaupun memang benar bila peran orangtua saja tak lantas membuat anak-anaknya terbebas dari merokok. Kuncinya masih ada di diri masing-masing. Sebagaimanakah mereka benar-benar niat untuk tidak merokok atau berhenti merokok bagi yang sudah kecanduan.

Sedangkan pada orang dewasa, tingginya kecenderungan merokok yang umumnya laki-laki ini timbul karena cap bahwa merokok itu merupakan hal wajib pria, dan khasiat rokok ini yang bisa menghilangkan stres. Sehingga merokok menjadi hal lumrah dan sulit menanggalkan rokok.

Kebiasaan merokok yang berakibat akan candu terhadap rokok,  memang sulit untuk di buang. Sama halnya dengan yang dirasakan oleh salah satu mantan perokok,  presiden Amerika Serikat “Barrack Obama” dalam artikel : http://www.voaindonesia.com/content/perjuangan-obama-taklukkan-godaan-merokok-87681987/73667.html

Obama seorang perokok jenis “Marlboro” dan berhenti merokok sebelum mencalonkan diri jadi presiden AS. Obama mengaku awalnya sulit untuk tidak tergoda dengan rokok, terutama bila sedang stres atau banyak pikiran, yang biasanya beliau curahkan pada rokok.walaupun pada akhirnya, Obama berhasil melewati tantangan dan godaan rokok tersebut. 
kini untuk berhenti kecanduan merokok, jauh lebih mudah karena sudah ada vaksin bagi yang ketagihan merokok dan yang benar-benar ingin berhenti dari merokok. http://www.voaindonesia.com/content/vaksin-baru-lawan-ketagihan-nikotin/1352525.html.

Negara-negara di duniapun  banyak yang telah membuat peraturan untuk mengurangi jumlah perokok dengan kebijakan berbeda-beda, seperti:
Di Indonesia sendiri , contohnya di Bali kini telah membuat  kebijakan sendiri mengenai rokok. http://www.voaindonesia.com/content/bali-berlakukan-perda-kawasan-tanpa-rokok/1146438.html .

Banyaknya peraturan di beda-beda negara bukan tanpa tujuan, negara-negara tersebut  pasti ingin semua masyarakatnya sehat. Karena efek penyakit dari rokok sendiri sangat fatal, kita bisa lihat sendiri di bungkusnya, namun efek rokok bukan hanya terjadi pada perokok itu sendiri  (perokok aktif) , bahkan kita kita yang bukan perokokpun bisa mendapatkan akibat yang lebih fatal dari perokok, bila kita berada di lingkungan yang sama dengan si perokok dan menghirup asap rokok.(perokok pasif) malah  bahkan rokok bisa menyebabkan kematian. http://www.voaindonesia.com/content/perokok-pasif-bisa--96914994/80170.html

Oleh karena itu, ayo kita budayakan hidup sehat tanpa rokok. Bisa dimulai dengan cara sederhana seperti mengurangi jumlah rokok yang di hisap setiap harinya hingga benar-benar berhenti merokok, tidak merokok di tempat umum yang mengganggu oranglain dan mengganggu hak oranglain untuk menghirup udara bersih.
Kita yang bukan perokokpun bisa membantu, misalnya bila kita mempunyai teman atau kerabat, kita bisa membujuk dan menyemangatinya untuk memulai hidup sehat tanpa rokok karena untuk berhenti merokok tidak ada kata terlambat.
(http://www.voaindonesia.com/content/tidak-ada-kata-terlambat-untuk-berhenti-merokok/1213283.html)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

A message to myself

Tips Jalan-jalan di Belanda

Sang Perempuan